Total Tayangan Halaman

Sabtu, 27 Juli 2013

Nampang di Tugu Jogja

 detikTravel Community - 
Rasanya, hampir semua wisatawan menyukai Kota Yogya. Selain banyaknya destinasi wisata, satu hal yang dapat Anda rasakan saat melancong ke Yogya adalah kenyamanan. Masyarakatnya pun terkenal ramah. Yogya selalu membuat rindu.

Ini adalah cerita alasan saya mencintai Kota Yogya. Inilah kota yang istimewa dan punya banyak sebutan, dari Kota Gudeg hingga Kota Pelajar. Kota Yogya pun punya moto, "Yogya Berhati Nyaman". Saya setuju dengan moto itu.

Kenyamanan adalah hal pertama yang saya rasakan ketika menapakan kaki di Kota Yogya. Kotanya punya banyak tempat wisata, seperti Keraton Yogya, alun-alun, kawasan Malioboro hingga beberapa monumen terkenal.

Banyak wisatawan yang datang ke tiap-tiap tempat wisata. Banyak yang foto-foto, atau sekedar duduk di alun-alun untuk berbincang. Yogya adalah Kota Pelajar. Tak heran, banyak universitas di sini yang didatangi oleh calon-calon mahasiswa dari luar wilayah Yogya.

Saat malam hari, suasana Yogya lebih istimewa. Cahaya dari lampu kota berpadu dengan gagahnya bangunan-bangunan tua yang berdiri di sana. Suasana menjadi romantis! Yogya, tak bisa sya berkata-kata lagi soal nyaman, cantik, dan indahnya kotamu.

Kamis, 25 Juli 2013

Memanjakan Perut Dengan Sate Klatak, Sambal Belut, dan Bakmi Jowo

Jika Anda ingin merasakan makanan khas Yogya selain gudeg, Bantul mungkin punya apa yang Anda cari.

Akhir pekan lalu saya sengaja menjelajahi Bantul demi mendapatkan hidangan kuliner favorit. Saya sudah bisa membayangkan pada musim libur pasti warung-warung tradisional yang sudah terkenal seperti itu akan menjadi sasaran para wisatawan domestik.

Sebenarnya ada sangat banyak ragam kuliner di wilayah Bantul, salah satu yang menjadi favorit adalah sate klatak (ada juga yang menuliskan “klathak”). Sate klatak adalah sate kambing yang ditusuk menggunakan ruji sepeda, bukan tusuk sate biasa dari kayu. Dinamakan sate klatak karena ketika dibakar akan berbunyi klatak-klatak, sembari memercikkan api.
Sate klatak disajikan dengan kuah gule encer. (Olenka Priyadarsani)
Sore itu saya menyempatkan ke warung Sate Klatak Pak Pong, warung sate klatak yang bisa dibilang paling terkenal di antara warung-warung lain. Sebenarnya, sebagai orang Yogya, saya malu mengaku baru kali ini mencoba sate klatak. Rencana sih sudah ada dari dulu, entah kenapa baru kesampaian sekarang.
Proses pembakaran sate klatak di Warung Pak Pong. (Olenka Priyadarsani) Ketika tiba di Sate Klatak Pak Pong, sudah berderet mobil-mobil dengan plat nomor dalam maupun luar kota. Untungnya, walaupun ramai, saya tidak perlu terlalu lama menunggu hingga pesanan datang. Ternyata satu porsi sate hanya terdiri dari dua tusuk, dengan satu tusuknya berisi sekitar delapan potong daging tanpa lemak. Sate tersebut disajikan dengan kuah gulai encer.

Karena perut sudah melilit, langsung saya mulai santap sate dengan nasi panas. Secara otomatis, saya langsung mencari kecap manis yang sudah umum menjadi teman makan sate kambing. Ternyata di meja tidak disediakan. Sate klatak memang unik karena hanya dibumbui dengan garam saja. Benar juga sih, kalau ditambah kecap manis, apa bedanya dengan sate kambing biasa?

Gigitan pertama rasanya lumer di mulut. Dagingnya empuk sekali. Kematangan dan rasa asinnya juga pas. Bumbu yang sederhana tersebut justru membuat rasa daging kambing sangat menonjol. Asyiknya lagi, walaupun hanya dibumbui garam, tidak ada bau prengus sama sekali.

Porsi yang kecil itu menurut saya justru pas, karena pengunjung jadi bisa memesan menu-menu lain. Saya juga jadi tidak malu-malu untuk memesan tongseng kambing yang tidak kalah lezat. Menu lainnya antara lain gulai, tongseng otak, dan tongseng kaki kambing. Harga satu porsi sate hanya Rp14 ribu, cukup ramah di kantong untuk warung setenar itu.
Warung Sambal Belut Pak Sabar, walau letaknya tersembunyi tetap dicari orang. (Olenka Priyadarsani)
Esok harinya, masih belum puas dengan sate saja, saya meluncur mencari Sambel Welut Pak Sabar. Seperti namanya, menu utama berasal dari bahan baku berupa welut atau belut. Warungnya agak menyempil, tidak terlihat dari jalan besar, berada di belakang kuburan.
Sambal belut, belut goreng dan lalapannya. (Olenka Priyadarsani) Warung Pak Sabar seperti rumah biasa, namun ternyata kursi-kursi untuk tamu cukup banyak. Saya pun memesan sambal belut dan belut goreng. Hidangan utama datang ditemani dengan lalapan berupa ketimun dan kemangi, serta rebusan bayam.

Sambal belut berupa campuran antara daging belut yang diulek dengan sambal. Entah bumbunya apa saja, namun rasa didominasi oleh pedasnya cabai rawit dan kencur, serta tentu saja garam. Sambal belut ini cocok dengan nasi putih panas karena kalau orang Jawa bilang nglawuhi atau sangat cocok dijadikan lauk. Belut gorengnya pun renyah, bisa dimasak hingga kering atau setengah matang sesuai selera. Kabarnya, belut warung Pak Sabar ini semuanya adalah belut sawah, bukan ternakan, sehingga rasanya lebih gurih.
Bakmi jawa sangat lezat dinikmati panas-panas pada malam hari. (Olenka Priyadarsani)
Setiap saya pulang kampung ke Yogya, saya hampir tidak pernah melewatkan jajan masakan favorit saya yaitu bakmi jawa. Ada banyak warung bakmi jawa yang terkenal di Yogya, salah satu yang paling favorit adalah warung Mbah Mo.

Warung yang buka mulai pukul 17.00 ini menyediakan bakmi rebus, bakmi goreng, dan dan bakmi nyemek (rebus dengan air sedikit). Campuran antara ayam kampung dan telur bebek membuat rasa bakmi gurih dan lezat.

Saat liburan, pengunjung dapat menunggu pesanan hingga lebih dari satu jam karena bakmi harus dimasak satu per satu di atas tungku arang. Jadi, perlu kesabaran ekstra untuk menikmati lezatnya bakmi Mbah Mo.

Warung Bakmi Mbah Mo cukup jauh dari pusat kota Yogya, sekitar 15 km menuju ke arah selatan. Bagi yang belum pernah ke sini, Anda mungkin harus sering bertanya. Manfaatkan jasa tours kami untuk mengantar Anda menikmati hidangan-hidangan ini. Segera kontak kami.

Selasa, 16 Juli 2013

Lava Tour dan Desa Wisata

SLEMAN, KOMPAS.com - Obyek wisata di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, dikunjungi sebanyak 150.160 wisatawan selama liburan sekolah. "Jumlah tersebut melampaui target yang ditetapkan sebanyak 50.000 wisatawan," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman, Ayu Laksmidewi, Selasa (16/7/2013).

Menurut Ayu, pencapaian tersebut dinilai diluar perkiraan karena liburan akhir sekolah bertepatan dengan bulan puasa sehingga hal ini menggembirakan. "Ini merupakan sesuatu hal yang membanggakan," katanya.

Menurut Ayu, akumulasi angka kunjungan wisatawan selama liburan akhir sekolah tersebut dihitung 17 hari sejak 28 Juni hingga 14 Juli 2013 di berbagai destinasi wisata.

"Penyebaran kunjungan wisatawan tersebut meliputi kunjungan ke obyek wisata Kaliurang sebanyak 15.430 wisatawan yang meliputi Taman Rekreasi Anak (3.452 wisatawan), Taman Nasional Gunung Merapi (4.543 wisatawan), Jeep Wisata Kaliurang (3.520 wisatawan), dan Museum Ullen Sentalu (3.322 wisatawan)," katanya.

Kemudian, Candi Prambanan dikunjungi 85.103 wisatawan yang terdiri 73.985 wisatawan nusantara dan 11.118 wisatawan mancanegara. Selanjutnya Candi Ratu Boko 11.352 wisatawan meliputi 11.159 wisatawan nusantara dan 193 wisatawan mancanegara, Volcano Tour Cangkingan 27.125 wisatawan.

Museum Gunungapi Merapi dikunjungi 6.460 wisatawan meliputi 6.330 wisatawan nusantara dan 130 wisatawan mancanegara dan Monumen Jogja Kembali sebanyak 13.678 wisatawan.

"Selain itu wisatawan yang berkunjung ke beberapa desa wisata tercatat 2.364 wisatawan, yang terdiri atas Desa Wisata Sidoakur (85 wisatawan), Desa Wisata Tanjung (109 wisatawan), Gamplong (200 wisatawan), Pentingsari (360 wisatawan), dan Pulesari (1.610 wisatawan)," tambah Ayu.